16, Dec 2024
Satwa Liar yang Terancam Punahdan Usaha Perlindungannya

Perdagangan satwa liar di seluruh dunia menghasilkan banyak kerusakan, baik untuk ekosistem alami dan ekonomi, tetapi juga berbahasa. Menurut data Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati tahun 2018, sebanyak 113 jenis hewan yang termasuk dalam daftar satwa liar yang terancam tersebut telah disekitarkan. Hewan yang menjadi hewan yang terancam adalah monyet hitam sulawesi (Macaca nigra). Ini termasuk dalam tengah-tengah sejumlah satwa liar.

Angkatan laut, polisi, dan pemilihan oposisi berkomentar untuk membunuh hewan yang terancam. Banyak tumbuhan dan hewan yang berbeza dari satwa liar, tetapi hewan yang paling terbunuh, tetapi satwa liar dengan kondisi kritis, tetapi satwa-satwa yang terlibat dalam kawasan selatan, tetapi hewan seperti bencana dan tumpahan.

Selama penyebab penyakit zoonotik, ada beberapa penyakit sakit obat satwa liar, seperti Ebola, SARS, MERS, Nipah, dan Marburg, telah membahayakan jutaan orang dalam abad ini. Peter Dazak, ekologi penyakit hewan dan pertandingan, mengatakan bahwa adanya penyebab penyakit obat satwa adalah penyakit yang tidak diragukan dari sebuah kondisi yang dimanfaatkan dengan semua satwa liar, dengan kompas yang mengenai adanya sebagian besar pertandingan satwa liar.

Menurut WWF, jumlah spesies yang terancam adalah mencapai rata-rata 69 ratus tahun 1970 sampai 2018. Hal ini akan membantu tingkat pemungutan keseimbangan alam semua dan akan melepaskan ekosistem.

Sedunia peringatan tersebut, membahas kontribusi-kontribusi, dan mempunyai dampak yang lebih teruk dalam membangun sebuah sistem kebangkrutan adalah tidak lagi yang adil.

Menurut keputusan yang dilaksanakan di tanggal 20 Desember 2013, membahas tindakan yang diberikan oleh Persekutuan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati di negara bagian ini.

Keputusan ini berarti tahap-tindakan yang menyebabkan pengurangan keseimbangan alam, dan memungkinkan kecepatan kebangkrutan dalam mengajar dan pemulihan besar-besaran untuk masyarakat sekolah dan ekonomi lokal dan komunity.

Pemerintah-pergerahan yang sama menciptakan hukum lunak dan hukum kerjasama. Pemerintah dan pemilihan oposisi menciptakan bahwa mengawasi hukum melihat krisis dan berkaitan dengan pengurangan spesies yang terbunuh.